twitter


1لسلام عليكم ورحمة1لله وبركاته

Syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T Robb semesta alam karena kita masih diberikan nikmat sehat jasmani dan rohani dan tak lupa sholawat dan salam dihaturkan kepada Baginda Rosulullah S.A.W beserta keluarganya, para sahabat dan para pengikutnya hingga akhir Zaman...

Hadirin,Remaja Muslim yang dirahmati Allah!

Pada saat ini didunia terutama di negri kita Indonesia,tlah terjadi berbagai bencana alam.di laut,didarat, maupun diudara apakah itu salah kita? Kita tanyakan pada diri kita sendiri.Sebagaimana firman Allah QS.Asyura ayat 30

  1. Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu.

Dalam kitab tafsir Ibnu Katsir,ayat diatas mnjelaskan bahwa semua bencana yang datang kepada manusia dari semua bencana yang sudah terjadi, sesungguhnya itu adalah kesalahan-kesalahan kamu terdahulu, maka Allah memaafkan kamu sekalian dengan mendatangkan bencana itu. Dengan itu tanpa disadari oleh kita bahwa hikmah dari terjadinya sebuah bencana adalah sbagai kifarat(penghapus)dosa yang telah dilakukan kita pada masa yang telah lewat.

Maka daripada itu, mrilah kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita Kepada Allah SWT. serta kesadaran kita akan apa yang terjadi dalam setiap pijakan kita tidak lepas dari adanya keterkaitan dengan apa yang telah kita perbuat.selain daripada itu kita harus belajar dengan sungguh-sungguh agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.Dengan ilmu kita dapat memilih mana yang baik dan mana yang buruk serta dapat menentukan arah mana yang akan membawa kita ke jalan yang terbaik bagi kita dan berada dalam keridhaan Allah SWT.

Hadirin, Kaum Muslimin yang dirahmati Allah!

Dengan ilmu kita akan cerdas menyikapi segala sesuatu yang terjadi dengan arif dan bijaksana.adanya keyakinan bahwa itu semua atas kehendak yang Maha Kuasa, dan mengembalikan ingatan akan tugas dan keberadaan kita didunia ini adalah mejaga keseimbangan antara makhluk dengan lingkungannya (khalifah).

Apa yang terjadi bila manusia lupa dan meninggalkan tugasnya itu?

Tidak sedikit manusia melupakan bahkan tidak mengerti tugas kekhalifahnya didunia, kenapa itu bisa terjadi? Dikarnakan kurangnya kesadaran menuntut ilmu dan lebih mementingkan bekerja keseharian sendiri yang seolah-olah hidup untuk selamanya tanpa menyeimbangkan dengan bekerja untuk akhiratnya sebagai antisipasi akan meninggal esok hari.Allah mewajibkan kita untuk menuntut ilmu sebagai cahaya untuk menerangi langkah hidup manusia dalam melaksanakan ibadah Kepada Allah, dengan menuntut ilmu dijadikan sebagai ibadah yang dengan melaksanakannya akan mendapatkan pahala tapi, jika tidak melaksanakannya akan mendapat murka Allah.

Dalam kitab Durratunn Nasihin yang diriwayatkan Abu Hurairah, Nabi saw. Bersabda yang artinya : “ siapa yang menempuh jalan menuju ilmu pengetauan, pasti Allah menyalurkannya jalan menuju surga, sesungguhnya para penghuni langit dan bumi serta iakn-ikan di lautan, semua beristighfar memohonkan ampun bagi orang `alim, sebab para ulama adalah pewaris Nabi-Nabi.

Memiliki ilmu tidaklah rugi, orang yang memiliki ilmu dimanapun dia berada tidak akan merasa asing oleh lingkungannya karna akan dibutuhkan dan berguna bagi lingkungan di sekitarnya.orang-orang di sekitarnya akan mencarinya dan datang kepada orang `alim untuk ilmunya. Ada kata-kata mutiara yang mengatkansebuah besi di kubur dalam tanah satu bulan lamanya akan berkarat tapi, intan berlian di kubur seribu tahun akan tetap berkilau”, dan akan selalu dicari karna sangat berharga, sedangkan besi yang berkarat berahir ditumpukan barang kiloan yang hampir tak terlirik.

Hadirin,Yang Dirahmati Allah!

Ulama hikmah menyatakan bahwa ilmu itu terdiri dari 3 huruf yaitu : `AIN, LAM dan MIM yang memiliki makna,

  1. `AIN artinya `ILLIYYUN = maqam tertinggi
  2. LAM artinya LATHIIF = halus, tenang atau pemurah.
  3. MIM artinya MULK = kerajaan.

Ketiga huruf tersebut, berkaitan dengan pemiliknya, membawa pengaruh sebagai berikut : `AIN dapat menjunjung pemiliknya ke tingkat derajat tertinggi, mulia. LAM dapat membawa pemiliknya berwatak lemah lembut, tenang dan pemurah ( dermawan ). Dan MIM dapat membina pemiliknya berjiwa pemimpin atau mungkin menjadi penguasa/raja.

Allah menunjuk keistimewaan ilmu dalam seruannya kepada Nabi Muhammad saw,dalam surat Thaaha ayat 114 :

"Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."

Maka dengan ayat ini, nyatalah ketinggian maqam ilmu, sekalipun Allah telah nengisikan berbagai macam ilmu kepada Nabi Muhammad sepenuhnya namun, beliau tidak diperintah mencari, tambahan apa-apa kecuali ilmu. ( Majalisul Abrar).

Ada sebuah hikayat yang menceritakan ketinggian orang yang berilmu :

Bahwasanya Nabi saw berangkat ke mesjid, saat beliau tiba di pintu, terlihat syetan berada di pintu keluar, lalu Nabi bertanya : hai syetan, kenapa kau berada disini, Apa yang kau lakukan? Jawabnya : sebetulnya aku hendak masuk mesjid dan mengganggu orang yang sedang shalat namun, niatku itu terhalangi oleh rasa gentarku terhadap seorang pria yang sedang tidur ini. Lalu Nabi bertanya lagi : kenapa kau tak gentar berhadapan dengan orang yang sedang shalat itu, padahal ia tengah beribadah dan munajat kepada Allah, malah yang kau takuti orang yang sedang tidur pulas dan lupa? Jawab syetan : orang yang sedang shalat itu bodoh, gampang diperdaya tetapi, orang yang sedang tidur ini adalah seorang `alim maka, jika aku memperdaya pelaku shalat dan merusak shalatnya, kekhawatiranku datang jika orang `alim bangun dari tidurnya lalu membetulkan shalatnya si bodoh itu.” Kemudian Nabi saw bersabda :

نوم العلم خير من عبادة الجا هل ( منهاج المتعلمين)

Artinya : “ tidurnya orang `alim lebih utama daripada ibadahnya orang yang bodoh.” ( Minhajul Muta`alimin).

Hadirin, tidurnya orang yang berilmu tidak akan jadi sia-sia, tapi menghasilkan pahala, dari pada orang yang shalat tanpa dibarengi oleh ilmu tentang syarat dan rukan shalat serta bagaimana cara pelaksanaannya yang sesuai dengan kaidah hukum yang di tetapkan dalam al-Qur`an.

Dari Abu Zar al-Ghifari, Rasulullah saw. bersabda :

“ Ya Abu Zar, sungguh pagi-pagi kamu belajar satu bab dari kitab Allah, lebih baik bagimu dibanding kamu shalat 100 rakaat, dan sungguh pagi-pagi kamu mengajarkan satu masalah ilmu pengetahuan, diamalkan atau tidak, adalah lebih baik dibanding kamu shalat 1000 rakaat”. Keagungan ilmu sekaligus akan mengagungkan pula bagi yang memilikinya. Oleh karna itu kita harus mengagungkannya pula, karna seorang `alim akan memakmurkan lingkungannya dengan ilmunya dan orang-orang yang ada di dekatnya akan ikut kebagi kebahagiaan dan keagungan oleh pancaran ilmu sang `alim.

Sahabat Ali krw. Meriwayatkan, bahwa Nabi saw bersabda :

kutanyakan kepada Jibril mengenai status ahli ilmu, jawabnya : mereka sebagai pelita bagi umatmu didunia juga diakherat, oleh karna itu beruntunglah orang yang mengenal dan memperhatikan nasehat mereka, sebaliknya celakalah orang yang menentang dan mengundang marah mereka”. ( Kawasyi).

Ilmu adalah pintu pembuka cakrawala kehidupan bagi manusia.segala gerak langkah bunyi ucapan dan denyut keyakinan kita akan bersandarkan pada apa yang kita ketahui.

0 komentar:

Posting Komentar